Senin, 22 Oktober 2007

KHILAFAH ISLAMIYAH BUKAN UTOPIA!
Oleh : M. Shiddiq Al Jawi

Boleh jadi ada sebagian orang yang sinis dan menyebarluaskan sikap pesimis bahwa khilafahadalah suatu hal yang utopis, yang mustahil terwujud. Orang-orang seperti ini ragu dan meragu-ragukan orang lain perihal keberhasilan tegaknya Daulah Khilafah di era modern sekarang.
Apakah Khilafah hal yang utopis? Benar, akan menjadi utopis bila tidak diperjuangkan atau sekedar diomongkan saja sambil lalu. Tetapi bila diperjuangkan dengan teguh, insya Allah cita0cita itu akan tercapai juga suatu saat. Bagi orang-orang yang yakin akan janji Allah SWT dan mampu mengabstraksikan apa yang terjadi saat ini untuk masa depan, Khilafah bukan suatu utopia, apalagi ide yang gila. Rasa optimisme ini didasarkan pada beberapa hal berikut
Pertama, secara I’tiqadi (iman) Allah SWT berulang kali menegaskan janji-Nya kemenangan akan dapat diraih oleh orang yang menolong (agama) Allah dengan berupaya menegakkan hukum-hukum-Nya di muka bumi ini. Allah SWT berf irman
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad; 7)

Selain itu, Allah SWT mengabarkan bahwa Daulah Khilafah Islamiyah akan tegak lagi. Padahal Allah SWT adalah Dzat Maha Tahu, dan mustahil dusta. Di antara kabar syar’i tersebut adalah
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.( QS. An Nur; 55)

Rasulullah SAW bersabda
“Telah datang suatu masa kenabiaan atas kehendak Allah kemudiaan berakhir. Setelah itu akan datang masa Khilafah Rasyidah sesuai dengan jalan kenabiaan, atas kehendak Allah, kemudiaan akan berakhir. Lalu, akan datang masa kekuasaan yang terdapat di dalamnya banyak kezhaliman, atas kehendak Allah kemudiaan berakhir pula. Lantas, akan datang zamannya para diktator (mulkan adludan), atas kehendak Allah akan berakhir juga. Kemudiaan (terakhir) akan datang kembali masa Khilafah Rasyidah yang mengikuti jalan kenabiaan.” (HR. Ahmad dan Ad Darmi)

Juga dicatat sejarah bahwa shahabat pernah bertanya kepada Nabi SAW:
“Ya, Rasulullah, kota manakah yang akan lebih dahulu ditaklukan, Kontatinopel ataukah Roma?” Rasulullah pun menjawab: “Kota Heraklius (Konstantinopel) yang akan terlebih dahulu” (HR. Ahmad dan Ad Darmi)

Sejarah mencatat bahwa kontatinopel pernah ditundukkan oleh pasukan kaum Muslimin tahun 857 H/1453 M. sekarang namanya Istambul, di Turki. Sementara Roma belum pernah ditaklukkan. Jadi, Insya Allah, penaklukan Roma pun akan terjadi suatu saat nanti, bila Khilafah telah kembali.
Berdasarkan semua ini, setiap muslim yang benar-benar yakin kepada janji Allah SWT sadar betul bahwa Khilafah akan kembali. Kebanyakan orang percaya atau tidak Daulah Khilafah akan tegak kembali, dengan seizin Allah. Sebab Allah-lah yang telah mengabarkan hal ini kepada seluruh umat manusia.

Kedua, secara faktual, suatu ideologi akan mengungguli ideologi yang lain apabila ideologi tersebut makin lama makin menguat, sementara ideologi lawannya makin lama makin melemah. Pada titik di mana ideologi tersebut kuat dan ideologi lawannya pada posisi lemah , pada saat itulah ideologi tersebut mendapatkan kemenangan.
Realitas saat ini dengan jelas menunjukkan bahwa ideologi Sosialisme telah hancur. Sementara, Kapitalisme sedang banyak diprotes termasuk pendukungnya sendiri. Kehancuran akibat penerapan Kapitalisme pun semakin gamblang di depan mata. Di sisi lain, tambal sulam Kapitalisme dengan Sosialisme pun terus terjadi. Semua ini mengisyaratkan Kapitalis sedang mengalami pembusukan dan meluncur cepat menuju jurang kehancuran.
Pada saat yang sama, semangat keislaman kaum Muslimin semakin jelas terlihat. Kalau dulu agak risih menampakkan keislaman, sekarang malah sebaliknya. Buku-buku Islam makin banyak digemari, pengajiaan dimana-mana, tuntutan penerapan Islam kian nyaring terdengar, dan pengemban dakwah dengan gagah bermunculan di mana-mana. Di sisi lain, kekhawatiran Barat akan kebangkitan Islam semakin menggunung dan menggupal. Tentu saja hal ini bukan tanpa alasan. Mereka tahu fakta bangkitnya Islam dan kaum Muslimin. Munculnya tuduhan-tuduhan fundamentalis, teroris, ataupun ekstrimis menunjukkan ketakutan mereka akan kekuatan Islam yang makin membesar. Sebaliknya, Kapitalisme semakin keropos. Suatu ketika, insya Allah, Islam benar-benar kuat dan menang. Ini semua adalah realitas keniscayaan yant terus berjalan.

Ketiga, secara historis, sejarah menunjukkan bahwa perubahan yang besar seperti berkobarnya revolusi dan berdirinya negara – seperti halnya berdirinya Khilafah nanti – bukanlah suatu hal yang utopis apalagi mustahil.
Ketika paham komunis tahun 1848 dicetuskan oleh Karl Marx dan Engels dengan Manifesto Komunis-nya, masyarakat menyambut dingin. Mungkin saja saat itu masyarakat mengatakan negara Komunis adalah utopis. Namun, setelah terus diupayakan dan berkobar Revolusi Bolshevik, tegaklah negara Uni Soviet tahun 1917.
Tahun 1898 saat Konferensi Zionisme di Bazel (Swiss) kaum zionis belum punya negara. Orang bisa berkata bahwa mendirikan negara Yahudi adalah kemustahilan melihat konteks dan konstelasi politik internasional saat itu, di mana Khilafah Utsmaniyah masih tegak berdiri. Namun toh pada 1948 Israel terlaknat berhasil mendirikan sebuah negara setelah menjarah bumi Palestina yang suci dan diberkahi.
Juga saat Indonesia dijajah Belanda, tidak terbayang kita akan “merdeka”. Bagi sebagian orang, “merdeka” dari Belanda adalah utopis! Tapi realitasnya, Belanda berhasil diusir dan kemudiaan bedirilah apa yang disebut-sebut dengan Republik Indonesia.
Jadi, sesuatu yang dikatakan utopis oleh seseorang belum tentu memang benar utopis. Sebab, boleh jadi sikap utopisnya itu lahir dari tipisnya keimanan yang ada pada dirinya, sempitnya wawasan yang dimilikinya dalam memandang realitas sejarah dan realitas kekinian, ketakmampuannya merumuskan idealitasnya dalam konsep dan metode yang jelas, serta ketidakbecusannya dalam mewujudkan visi-visinya.[]

Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam dengan satu kepemimpinan yang menyatukan umat Islam se-dunia, menerapkan Syariah Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Khalifah adalah kepala negara yang menjadi pengayom, pelayan, dan pelindung umat. Khalifah lah yang akan bertanggungjawab untuk menerapkan Syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Sekarang kita hidup dalam tatanan yang jauh sekali dengan Islam, karena sistem pemerintah yang dipakai saat ini adalah sistem sekuler. Sistem sekuler ini telah menampakkan kerusakan. Tak ada harapan lagi sistem sekuler ini untuk dipertahankan. Kalaulah sistem ini tetap dipertahankan, kita hanya menunggu azab Allah swt.
Allah memerintahkan setiap muslim terikat dengan hukum Syara dari A sampai Z, dari bab thaharah sampai sistem pemerintahan. Sudah saatnya kita mengindahkan seruan Allah, seperti halnya dalam Al Quran urat Al Baqarah ayat 208
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Mari kita menerapkan Islam yang mulia ini dalam seluruh aspek kehidupan.

Saatnya Khilafah Memimpin Dunia
assalamualaikum
maafkan post belum saya isi dengan tulisan sendiri
untuk sementara copy-paste dulu yahhhh
swory buangets