Kamis, 15 November 2007

dari Izza untuk Abang yang sedang berjuang


Assalamualaikum

Apa kabar Bang? Baikkah? Semoga! Bagaimana dengan istrimu? Baik juga kan? Keponakanku yang ‘endut’? sehat?

Bang, Izza tidak ingin membuat jurang yang dalam memisahkan kita berdua. Kita tetap saudara, satu ayah satu bunda.

Bang, seandainya bisa, bumi dan langit melebur menjadi satu, kucing dan anjing berdamai, atau tak ada lagi perkelahian tom dan jery yang sering kita saksikan bersama di layar kaca tiap sore. Jika semua itu bisa, Izza akan hentikan genderang perang. Dan Izza memohon kepada Tuhan untuk kabulkan andaiku. Tapi Bang, tetap saja tom dan jery ribut terus. Kalau mereka berdamai kartun itu tak akan laku di pasaran. Sudah sunatullah. Ada bumi dan langit yang tak mungkin bersatu. Ada kebenaran pun kebathilan, yang tak bisa dileburkan. Biarlah putih itu bersih, dan hitam itu legam, bukan abu-abu yang berselimut debu.

Izza masih ingat, Abang bilang pas lebaran, Jumat, 1 syawal 1428,

“Aku pusing mengurusi keluarga dan negara”

Izza terhentak baca sms-mu di hari yang fitri. Izza tahu tugas abang berat, menjaga kesatuan NKRI memang sulit. Tapi apakah hanya itu tujuan hidup abang? Dangkal sekali. Apa yang sudah NKRI berikan untuk Abang? Hah? surat penebusan dosa agar terbebas dari neraka? Tiket masuk syurga? Hahahaha. Negaramu hanya memberimu seperak harta untuk keluarga berencana! Cuma itu kan? Akui saja.

Beda halnya kalo Abang memperjuangkan agama Tuhanku yang tentunya Tuhanmu juga, Islam. Abang masih muslim kan? Walau Izza lihat Abang jarang shalat. Eh, tunggu-tunggu, kalo nggak shalat masih disebut muslim? Yah, setidaknya tercatat di KTP-mu beragama Islam. Sebegitu beratkah perjuanganmu membela NKRI hingga melalaikan kewajiban terhadap Tuhan-mu?

Jihad Fie Sabilillah (membela agamamu yang engkau tinggalkan) itu lebih muliadari pada Jihad Fie NKRI?

Jihad yang sering Abang katakan –membela negara- merupakan bagian dari perintah Tuhan juga kan?

Ya, memang betul. Hanya saja negara yang mana? Membela negara yang berhukum thagut, seperti NKRI yang engkau cintai? Tentu bukan. Harusnya kita membela negara yang berlandaskan Islam, bukan berlandaskan Pancasila buatan manusia (thagut). Bukankah kita beragama Islam? Agama kita Islam berarti negaranya harus Islam. Selaras kan?

Kalo negara berhukum thagut dan diikuti/ dibela oleh Abang? Trus Abang agamanya apa dong?

Hehehehehe. Itu bukan sekedar bercanda, tapi cukup menjadi tamparan sayang dari Izza untuk Abang yang sedang berjuang.

O,ya Bang meski jalan kita berbeda “tak apa untuk sementara” kelak kita akan berjumpa di satu muara, masa untuk menimbang amal semasa di dunia. Kita akan bersama-sama berlari mencari Rasul yang menjadi tauladan umatnya. Kalau aku bisa dan Abang pun harus berusaha, jangan lepaskan tangan Izza kecuali neraka dan syurga yang memisahkan kita. Hanya ada tiga pilihan: pertama, kita bersama di syurga; kedua, kita bersama di neraka; ketiga, kita berpisah menempati “tempat tinggal abadi” masing-masing, kita beda rumah.

Abangku sayang yang sedang berjuang. Boleh nggak Izza ikutan latihan perang. Seperti halnya abang melatih juniornya. Bang, suatu hari nanti Izza pengen tamasya ke Palestina. Mimpi Izza, kalo dah tamat dari King Saud, Izza pengen banget ke Palestina. Setidaknya, sekedar mencuci muka dengan darah para syuhada. Atau berlari-lari kecil di bawah tanah. Atau bermain-main dengan peluru. Atau membuat mainan bom rakitan yang mampu meledak dahsyat, menghancurkan manusia buas, yahudi keparat. Izza pengen menyusul mereka, mereka telah bertemu dengan Kekasihnya. Izza juga pengen. Jadi, Abang ajarkan Izza mengangkat senjata. Bagaimana menyerang musuh cara ampuh. Atau sekedar mengajari bagaimana cara melempar petasan. Ahhh, semoga mimpi jadi kenyataan. Meskipun nanti kita berlawanan. Abang sebagai guru, Izza sebagai murid saling menghadap, mengangkat senjata, siap meluncurkan peluru.

Abang yang sedang berjuang, bantu Izza untuk mempersiapkan bekal untuk tamasya ke Palestina.

adikmu tercinta

-Izza-

Tidak ada komentar: