Kamis, 15 November 2007

Fikri Tak Tahu Hati Izza


Pertemuan yang sudah direncanakan ! karena memang Izza berniat untuk menghadiri kajia intelektual yang diadakan oleh unit kegiatan mahasiswa (UKM) keislaman di kampusnya. Tapi mana ia sangka moderator acara tersebut adalah teman seangkatan walau beda fakultas, beda jurusan pastinya, Fikri namanya.

Izza mengagumi Fikri, sama halnya ia mengagumi teman-teman yang lainnya sebagai aktivis mahasiswa yang memperjuangkan mabda islam.


Izza duduk manis di tempat yang disediakan untuk kaum hawa ( ya, iyalah!). Izza memperhatikan teman yang duduk di sebelahnya, Shopi. Shopi sedang memandang Fikri yang sedang mengemukakan prolog materi yang akan dibahas.

Husysy, gadhlul bashar neng! Izza menepak tangan Shopi yang menopang dagu. Tahu nggak sihh, kayaknya Izza dongkol tuh. Dongkol karena Shopi menatap Fikri dengan lekat, atau dongkol karena ada saingan. Entahlah!

“ Lambat laun kuncup kagum

Akan memekar menjadi bunga yang harum”

Mungkin itu yang Izza rasakan akhir-akhir ini.

“Rindu menjadi buah yang ranum

Ingin aku bertemu sekedar memberi senyum”

Izza yang kecil, masih kayak anak-anak, imut, yang suka ketawa-ketiwi,yang gokil, yang cengeng mengetuk pintu hati Fikri yang terlihat sudah dewasa itu melalui mimpi.

Tok…tok…tok…

Assalamualikum, Fikri

Aku datang membawa hati yang terkena virus

Virus yang membahayakan

Bahaya untukku, untukmu

Bisa jadi dakwah kita (cieeee, dakwah!)

Aku minta tolong

Buatkan antivirus yang sangat ampuh

Agar virus ini nggak menjalar

merusak file2 kehidupan kita sebagai aktivis dakwah

Buatkan antivirus yang ampuh

Setidaknya biar aku dan kamu nggak error

Aku mohon dengan sangat

Kalau aku nge-hang

Kamu mau kan me-refresh-ku dengan tausiyahmu?

(kenapa harus kamu yah?)

Kalau kamu nggak mau file tentangku ada di memorimu

Kamu jangan delete file itu untuk selamanya

Kamu cukup membuang ke recycle bin

Yang sewaktu-waktu file itu bisa kamu buka lagi

Walau kamu telah membuangnya

( kata Fikri: “lagian aku nggak punya file tentangmu tuh?”)

Gedubrakkkkk!

Fikri yang dari tadi Cuma mendengarkan dibalik daun pintu. Akhirnya membuka pintunya dengan senyum. Izza berbinar. Tapi, Byuuuurrrr. Fikri mengguyur Izza dengan air seember. Izza mematung. Nggak apa-apa deh basah juga, yang penting dah ngeliat Fikri Sang Pangeran Kodok.

Izzzzzzzzzzzzaaaaaaaaa, banguuuuuuuuuunnnn!!!!

Udah shubuhh.

Izza terbelalak. Kasur, bantal, selimut, baju tidurnya basah kuyup diguyur oleh Amirul Jihad yang nggak jelas tugasnya itu. Amirul jihad di kos-an Izza tugasnya ngagetin yang lagi bobo.

***

Bagaimana mungkin Izza bisa jatuh cinta. Eitts, Izza juga manusia, punya rasa punya hati. Serieus bangets.

“ dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Iutlah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik” (firman Tuhan dalam al-Quran Ali-Imran ayat 14)

Wajarkan, Izza punya ‘rasa’ cinta ke fikri? Yang nggak wajar tuh kalo Izza pacaran sama Fikri. Gemparlah dunia. Secara githu, Fikri kan aktivis dakwah. Juga Izza walaupun masih anak bawang. Kalo yang pacarannya bukan aktivis Islam, orang-orang pada adem ayem. Padahal pacaran tuh hukumnya dosa baik yang aktivis Islam kek ataupun yang bukan kek. Mungkin terkena hukum sosial kali ya, masa yang udah dipandang ‘ngeh’ Islam masih keliatan ngelakuin dosa. Jadi gimana githu. (Sudahlah. Harap tenang pembaca, nggak bakal kejadian kok. Plizz, jangan heboh dulu. Cerita belon kelar. Tarik mang!)

Izza mendiamkan ‘rasa’ itu tetap bersemayam dalam hatinya. Izza menyembunyikannya dalam benteng yang digembok rante besi, di balik benteng menjulang tinggi ada istana dari dinding beton yang kuat. Di dalam istana yang megah ada satu ruang kamar yang dikunci. Di dalam kamar itu ada lemari yang terbuat dari besi. Nah, di dalam lemari itu ada laci, di dalem laci ada kotak kecil, isinya love buat Fikri. Amat kecil memang cinta Izza buat Fikri tapi sangat berarti. Uhhh, so sweet.

Sampai pada akhirnya Izza memutuskan biarlah cinta itu terbang ke langit yang tinggi. Izza merelakan dia lepas dari hati yang pernah menyimpannya dan menjaganya. Apa pasal? Minder? Mungkin ya. Izza pikir, dia nggak cocok. Nggak cocok? Emang kapan jadian? Maksudnya Izza memutuskan untuk tidak mengharapkan dia lagi, karena Izza sudah nggak se-harakah lagi, beda pemikiran! Emang jodoh ditentukan harakah? Ya, enggak lah.

Ya, Izza sudah keluar dari harakah ozon. Begitu pun dia mengusir cinta yang telah bersemayam dalam hatinya.

“Maafkan aku Fikri, karena kau tak pernah tahu hatiku

Biarkan cinta itu terbang, pergi jauh dariku

Kalau pun takdir memutuskan, menjatuhkan cinta itu untuk ku lagi

Aku akan terima apa adanya” ucap Izza lirih yang memandang Fikri dari kejauhan.

Cerita ini fiktif, tidak ada rekayasa jika ada kesamaan tokoh, tempat, nama, de-el-el. Itu kayaknya kebetulan yanng menguntungkan

Seperti yang ditulis Izza untuk pejuang_lumutan1924

Tidak ada komentar: