di sudut jendela aku menatap iri
jingkrak senang
bocah-bocah mendapat hadiah
mereka yang punya ayah
aku yang kecil ini
mengurung diri di kamar sepi
menangis sendiri
ayah yang telah pergi
tinggalkan bunda bekerja setiap hari
lelaki itu kembali
bunda senang sekali
tak begitu dengan aku yang kecil ini
plakkk!!!
lelaki itu menampar pipi
tanpa malu dia jenggut rambut ikalku
aku yang kecil ini bertanya, apa salahku?
lelaki itu tak pernah kenalkan aku dengan Tuhan
lelaki itu tak jua ajarkan aku alif
alif yang berdiri kokoh
tangannya hanya mengatakan hidup itu keras
dia ingin membuatku seperti besi
agar dapat bertahan hidup
tapi dia tak memberi tahuku siapa besi itu?
masa kecilku tanpa ceria
seperti teman sebaya
masa kanakku tanpa bahagia
bersama lelaki pilihan bunda
kini aku yang kecil ini telah dewasa
mencari Tuhan di jalanan
tanpa lelaki pilihan bunda
sekarang aku yang kecil ini telah dewasa
menjadi alif yang berdiri kokoh
tak kan terbawa badai tsunami
walau aku bukan besi
sekarang aku yang kecil ini telah dewasa
tak lagi membawa benci
walau lelaki pilihan bunda telah menyakiti
hingga palung hati
karena Tuhan yang aku temukan
di jalanan kehidupan
Dia telah mengajarkan dalam Al Quran
agar aku berbakti pada ayah dan bunda
bunda, kini aku yang kecil ini telah dewasa
lelaki pilihan bunda
ku panggil ayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar